19.51
Membawa pulang Ka'bah
Duduk di lantai atas Masjidil Haram, memperhatikan putaran arus manusia bertawaf mengelilingi Ka'bah pasti akan menimbulkan pemikiran dan perasaan yang berbeda bagi setiap orang.
Bagi saya, dalam putaran tawaf itu terdapat lima pelajaran kehidupan:
1. Tujuan
2. Komitmen
3. Ikhtiar & Strategi
4. Doa
5. Fokus
1. Tujuan :
Ketika akan memulai tawaf kita harus tahu bahwa memulainya di Hajar Aswad lalu berputar sebanyak 7x dan harus berakhir di Hajar Aswad. Jika kita tidak memulai atau berhenti di Hajar Aswad atau tidak berputar sebanyak 7x maka kita adalah orang yang salah / orang yang tidak faham dengan maksud/tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan.
Jadi, kita harus tahu tempat memulai, apa yang harus dikerjakan dan dimana harus berhenti. Kita tahu tujuan dan cara mencapai tujuan serta tahu kapan harus berhenti, jangan sampai kesibukan /kerakusan mengejar tujuan (berputar-putar) membuat kita terlupa untuk berhenti. Akhirnya kerakusan kita dihentikan oleh kemampuan/fisik (kelelahan/kematian) bukan aturan yang menghentikan kita.
2. Komitmen
Ketika kita telah berniat tawaf yang ditandai dengan mengecup tangan kanan dan melambaikannya ke Hajar Aswad bagi yang tidak mampu mencium Hajar Aswad secara langsung.
Bagi saya kecupan itu adalah stempel dan lambaian tangan adalah komitmen bahwa akan melaksanakan tawaf hingga selesai, betapapun beratnya tantangan yang akan dihadapi.
Ketika telah berkomitmen maka tak ada halangan atau rintangan yang bisa mencegah untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Komitmen ini bukan sekedar komat kamit, bukan main-main tapi janji yang sungguh harus ditepati dengan perjuangan dan kerja keras.
3. Ikhtiar & Strategi
Setelah niat / komitmen ditetapkan maka usaha / ihtiar yang sungguh2 harus dilaksanakan memutari Ka'bah demi mencapai 7x putaran tawaf. Tanpa ihtiar komitmen akan sia sia, tawaf tak akan pernah selesai. Tanpa ikhtiar pekerjaan tak pernah selesai dan hasil tak akan diperoleh.
Terkadang dalam usaha tawaf memutari Ka'bah ini kita akan dipaksa harus menabrak/menyelinap pada rombongan barisan didepan, mendekat atau menjauh dari Ka'bah atau membiarkan diri kita terhanyut dalam pusaran manusia mengalir saja mengikuti arus, dengan tetap tidak lupa menjaga bahu kiri tertutup kain ihram dan selalu menghadap Ka'bah. Demikianlah strategi tawaf memutari Ka'bah sama dengan kehidupan yang kadang harus dihadapi dengan keras (menabrak), kadang dengan cerdik menyelinap dan kadang harus membiarkan diri pasrah mengikuti arus, tetapi tetap menjaga aturan (bahu kiri tetap tertutup & menghadap Ka'bah )
4. Doa
Jika ikhtiar dan strategi sudah diterapkan maka hal yang tidak kalah penting adalah doa meminta kepada Yang Maha Kuasa agar dilancarkan semua urusan. Doa dipanjatkan selama putaran tawaf, selama pekerjaan masih berlangsung. Jika hanya mengandalkan ikhtiar/usaha serta strategi saja maka bisa saja terjadi hal yang diluar rencana, misalnya kaki ditabrak oleh kursi roda yang sedang didorong dari belakang. Kemudian kaki kita terkilir yang menyebabkan kesulitan untuk digunakan bertawaf. Artinya pekerjaan/ihtiar terancam gagal.
Maka berdoa / bermohonlah selalu agar di mudahkan urusan dan dilancarkan dalam mencapai tujuan.
5. Fokus
Pada akhirnya dalam melaksanakan putaran tawaf kita harus fokus pada posisi dimana Hajar Aswad berada, doa2 yang kita panjatkan, jumlah putaran yang sudah kita lakukan dan berapa putaran yang sisa. Memang terkadang ada godaan berupa pemandangan yang indah didepan mata, wajah2 cantik wanita eropa, atau kaki kita yang tertabrak kursi roda, atau hal lainnya yg mengganggu konsentrasi, tetapi jangan sampai semua membuat kita tidak fokus pada tawaf yang kita sedang laksanakan, agar tetap berhasil dan diberkahi Allah SWT jerih payah yang kita lakukan.
Pada akhirnya semua yang saya lihat dalam prosesi tawaf mengelilingi Ka'bah, adalah juga terjadi dalam kehidupan keseharian. Inilah yang saya maksudkan "Membawa Pulang Ka'bah" dalam keseharian. \
04-08-2010
by Nurjali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kamojang, Ja-Bar
Jembatan Ampera
Jembatan Barelang Batam
UMUR
umur spt dedaun yg menempel di ranting pohon.Ketika daun gugur kita mengatakan jumlah daun dipohon berkurang, sementara ketika umur bertambah kita menghitung umur semakin banyak.
Padahal hakikatnya pertambahan umur sama seperti daun gugur. Lalu ketika umur semakin berkurang, kenapa harus merayakannya? Jika doa-doa dipanjatkan semoga umur yg telah diberikan & dan umur yg tersisa menjadi berkah, masih bisa dimengerti walaupun seharusnya kita saling mendoakan setiap saat.
Maka beruntunglah orang yang diberi keberkahan dalam umurnya yang panjang.
Padahal hakikatnya pertambahan umur sama seperti daun gugur. Lalu ketika umur semakin berkurang, kenapa harus merayakannya? Jika doa-doa dipanjatkan semoga umur yg telah diberikan & dan umur yg tersisa menjadi berkah, masih bisa dimengerti walaupun seharusnya kita saling mendoakan setiap saat.
Maka beruntunglah orang yang diberi keberkahan dalam umurnya yang panjang.
ILMU
Ilmu adalah sebaik baik kekayaan. Ia ringan dibawa tetapi besar manfaatnya. Ditengah orang banyak ia indah & dalam kesendirian ia menghibur.(Ali bin Abi Thalib)
Featured Content
Cuaca Palembang
YoWindow.com
Forecast by yr.no
Balikpapan, Kal-Tim
My Gallery
About Me
- Nurjali
- Palembang, Indonesia
- Manusia biasa.Suami dari seorang wanita & bapak dari 3 anak laki-laki, yang sering bosan dengan rutinitas.
0 komentar:
Posting Komentar